Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media membuat dan menyebarkan pesan kepada
khalayak banyak (publik). Organisasi - organisasi media ini akan menyebarluaskan pesan-pesan yang akan memengaruhi dan mencerminkan kebudayaan suatu masyarakat, lalu informasi ini akan mereka hadirkan serentak pada khalayak luas yang beragam. Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah satu institusi yang kuat di masyarakat.
Dalam komunikasi masa, media masa menjadi otoritas tunggal yang menyeleksi, memproduksi pesan, dan menyampaikannya pada khalayak
Contoh media masa:
1. Media Cetak :
Surat kabar, majalah, Tabloid, Buku Teks,
Newsletter, Buletin
2. Media Elektronik :
Radio,
Televisi, Internet, Handphone, Proyektor Video, Komputer
3. Media Langsung/lainnya:
Benda Nyata,
Model, Guru, Papan Tulis, Kertas, Pena
Yang terpenting adalah bukan jenis
media massanya tetapi yang di perlukan adalah pemahaman lebih luas dari
konsep-konsep tersebut, apakah semua media beroperasi sama
1.Efek Kognitif
Efek kognitif adalah akibat
yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informative bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini
akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam
mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif.
Melalui media massa, kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat
yang belum pernah kita kunjungi secara langsung
2.Efek Afektif
yaitu efek yang berhubungan dengan perasaan. Misalnya, komunikasi
menyebabkan orang yang semula merasa tidak senang menjadi senang,
yang semula sedih menjadi gembira, atau yang semula merasa takut atau malu
menjadi berani. Khalayak
diharapkan dapat turut merasakan perasaan sedih, iba, bahagia, dan lain
sebagainya setelah mendapatkan pesan dari media massa.
Berikut ini faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya efek afektif dari
komunikasi massa.
· Suasana emosional
sebuah film, iklan, ataupun sebuah informasi, akan dipengaruhi oleh suasana
emosional kita. Film sedih akan sangat mengharukan apabila kita menontonnya
dalam keadaan sedang mengalami kekecewaan. Adegan-adegan lucu akan menyebabkan
kita tertawa terbahak-bahak bila kita menontonnya, faktor inilah salah satu
yang mendukung adanya efek afektif.
· Skema kognitif
Skema kognitif merupakan naskah yang ada dalam pikiran kita yang
menjelaskan tentang alur peristiwa. Kita tahu bahwa dalam sebuah film action,
yang mempunyai lakon atau aktor/aktris yang sering muncul, pada akhirnya akan
menang. Oleh karena itu kita tidak terlalu cemas ketika sang pahlawan jatuh
dari jurang. Kita menduga, pasti akan tertolong juga.
· Situasi terpaan (setting of exposure)
Kita akan sangat ketakutan menonton film The Real Pocong misalnya, atau
film horror lainnya, bila kita menontonnya sendiri di rumah tua, ketika hujan
lebat, dan tiang-tiang rumah berderik. Maka secara otomatis semua saraf hanya
berkata “takut”.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak lebih ketakutan
menonton televisi dalam keadaan sendiri atau di tempat gelap. Begitu pula
reaksi orang lain pada saat menonton akan mempengaruhi emosi kita pada waktu
memberikan respons. Faktor terpaan inilah yang di maksud dengan efek afektif.
· Faktor predisposisi individual
kecenderungan untuk menerima atau menolak sesuatu berdasarkan pengalaman
dan norma yg dimilikinya. Faktor ini menunjukkan sejauh mana orang merasa
terlibat dengan tokoh yang ditampilkan dalam media massa. Dengan tanggapan
penonton, pembaca, atau pendengar, menempatkan dirinya dalam posisi tokoh. Ia
merasakan apa yang dirasakan tokoh. Karena itu, ketika tokoh itu kalah,
ia juga kecewa; ketika tokoh berhasil, ia gembira. Predisposisi
Individual, dapat juga mengacu pada karakteristik khas individu. Orang yang
melankolis cenderung menanggapi suatu kejadian lebih emosional daripada orang
yang periang. Orang yang periang akan senang bila melihat adegan-adegan lucu
atau film komedi daripada orang yang melankolis. Beberapa penelitian
membuktikan bahwa acara yang sama bisa ditanggapi berlainan oleh orang-orang
yang berbeda.
3.Efek Behavioral
Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada
diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.
Faktor-Faktor
Berikut ini
faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya efek afektif dari komunikasi massa.
1. Suasana emosional
Dari contoh-contoh di
atas dapat disimpulkan bahwa respons kita terhadap sebuah film, iklan, ataupun
sebuah informasi, akan dipengaruhi oleh suasana emosional kita. Film sedih akan
sangat mengharukan apabila kita menontonnya dalam keadaan sedang mengalami
kekecewaan. Adegan-adegan lucu akan menyebabkan kita tertawa terbahak-bahak
bila kita menontonnya setelah mendapat keuntungan yang tidak disangka-sangka.
2. Skema kognitif
Skema kognitif
merupakan naskah yang ada dalam pikiran kita yang menjelaskan tentang alur
eristiwa. Kita tahu bahwa dalam sebuah film action, yang mempunyai
lakon atau aktor/aktris yang sering muncul, pada akahirnya akan menang. Oleh
karena itu kita tidak terlalu cemas ketika sang pahlawan jatuh dari jurang.
Kita menduga, asti akan tertolong juga.
3.
Situasi terpaan (setting of exposure)
Kita akan sangat ketakutan menonton film Suster Ngesot, misalnya,
atau film horror lainnya, bila kita menontontonnya sendirian di rumah tua,
ketika hujan labt, dan tiang-tiang rumah berderik. Beberpa penelitian
menunjukkan bahwa anak-anak lebih ketakutan menonton televisi dalam keadaan
sendirian atau di tempat gelap. Begitu pula reaksi orang lain pada saat
menonton akan mempengaruhi emosi kita pada waktu memberikan respons.
4. Faktor predisposisi
individual
Faktor ini menunjukkan
sejauh mana orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditampilkan dalam media
massa. Dengan identifikasi penontotn, pembaca, atau pendengar, menempatkan
dirinya dalam posisi tokoh. Ia merasakan apa yang dirasakan toko. Karena itu,
ketika tokoh identifikasi (disebut identifikan) itu kalah, ia juga kecewa;
ketika ientifikan berhasil, ia gembira.
Kasus
aksi tawuran yang menyebabkan seorang pelajar SMA Adi Luhur Condet
tewas membuat dunia pendidikan di DKI Jakarta menjadi tercoreng."Kan itu
sekolah swasta ya, walaupun swasta dia harus menjaga integritas dunia
pendidikan. Saya kira teman-teman udah tau lah, kalau saya udah
bertindak," ucapnyaDengan kejadian itu mengaku turut berduka cita dengan
keluarga yang ditinggalkan. Dia berharap pelaku aksi tawuran yang mengakibatkan
satu orang tewas dapat bertobat. "Yang pertama itu saya minta maaf, yang
kedua saya berdoa supaya bertobat, yang meninggal supaya diampuni, keluarganya
semoga tabah menerima. Terus yang hidup semoga sadar kalau gak sadar ya
disadarkan," kata dia.Dia mengatakan sudah menginstruksikan Kepala Bidang
di SMA untuk menelusuri kejadian yang sebenarnya. Hingga, saat ini dia belum
mendapatkan laporan terkait tewasnya satu pelajar akibat aksi tawuran. Namun,
untuk sanksinya dia menyerahkan pada pihak sekolah."Kan kalau siswa itu tanggung jawab sekolah, kalau
saya akan memanggil kepala sekolahnya terlebih dahulu," ucapnya. Jadi membuat semua pelajar menjadi ingin mencobaSumber: http://www.tribunnews.com/metropolitan/2014/08/15/kasus-tawuran-bikin-malu-dunia-pendidikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar