RANCANG BANGUN APLIKASI E-LEARNING
Aditya Dwi Nugraha
30114293
Menejement Informatika, Fakultas Ilmu Komputer
Sistem Informasi Menejemen 1
E-mail : adityadwinugraha9@gmail.com
ABSTRAK
Proses belajar mengajar saat ini,
tidak hanya mengandalkan perkuliahan yang diselenggarakan di kelas tetap juga
menggunakan media yang lain. . Media ICT dapat digunakan sebagai salah satu
bentuk penyebaran materi perkuliahan. E-Learning sangat potensial untuk membuat
proses belajar lebih efektif sebab peluang mahasiswa untuk berinteraksi dengan
guru, teman, maupun bahan belajarnya terbuka lebih luas. Mahasiswa dapat
mengakses bahan kuliah melalui media Internet. Manfaat lain dengan adanya
E-Learning adalah adanya forum yang dapat dipakai sebagai sarana diskusi antara
mahasiswa dengan dosen.
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan
TeknologiInformasi (TI) yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan
mekanisme belajar mengajar(pendidikan) berbasis TI menjadi tidak terelakkanlagi.
Konsep yang kemudian terkenal dengan sebutan e-Learning ini membawa pengaruh terjadinya
proses transformasi pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital, baik
secara isi (contents) dan sistemnya. Saat ini konsep e-Learning sudah
banyak diterima oleh masyarakat dunia, terbukti dengan maraknya implementasi
e-Learning di lembaga pendidikan (sekolah, training dan universitas) maupun
industri (Cisco System, IBM, HP, Oracle, dsb). Elektronik
atau belajar dengan bantuan komputer sudah ada sejak 1970. Dengan menggunakan
monitor layar hijau melalui sebuah komputer mainframe berkecepatan rendah,
tetapi apakah metode tersebut dapat dikatakan sebagai e-Learning. Tentu saja
hal tersebut bukan merupakan jawaban yang tepat mengenai e-Learning. Tanpa definisi
yang jelas mengenai e-Learning, sangatlah sulit memutuskan benar atau tidak
untuk disebut sebagai e-Learning.
LANDASAN TEORI
Pengertian E-Learning
Di dunia pendidikan dan pelatihan
sekarang, banyak sekali praktik yang disebut E-Learning. Sampai saat ini
pemakaian kata E-Learning sering digunakan untuk menyatakan semua kegiatan
pendidikan yang menggunakan media komputer dan Internet. Banyak pula terminologi
lain yang mempunyai arti hampir sama dengan E-Learning, diantaranya : Web
based training, online learning, computer-based training/ learning,
distance learning, computer-aided instruction, dan lainnya.
Terminologi E-Learning sendiri dapat mengacu pada semua kegiatan
pelatihan yang menggunakan media elektronik atau teknologi informasi (Effendi
dan Zhuang, 2005). Karena ada bermacam penggunaan Elearning saat ini,
maka ada pembagian atau pembedaan E-Learning. Pada dasarnya, E-Learning
mempunyai dua tipe, adalah synchronous dan asynchronous (Hadiana
dan Djaelani, 2003).
1. Synchronous Training
Synchronous berarti “pada waktu yang sama”. Jadi, synchronous
training adalah tipe pelatihan dimana proses pembelajaran terjadi pada saat
yang sama ketika pengajar sedang mengajar dan murid sedang belajar. Hal
tersebut memungkinkan interaksi langsung antara pengajar dan murid, baik
melalui Internet maupun Intranet. Pelatihan E-Learning synchronous
lebih banyak adalah digunakan seminar atau konferensi yang sering pula
dinamakan web conference atau webinar (web seminar) dan
sering digunakan di kelas atau kuliah universitas online. Synchronous
training mengharuskan guru dan semua murid mengakses Internet secara
bersamaan. Jurnal Teknologi, 54 Vol. 1, No. 1, 2008: 53-57
Pengajar memberikan makalah dengan slide presentasi
melalui hubungan Internet. Murid dapat mengajukan pertanyaan atau
komentar melalui chat window. Jadi, synchronous training sifatnya
mirip pelatihan di ruang kelas. Namun, kelasnya bersifat maya (virtual)
dan peserta tersebar di seluruh dunia dan terhubung melaui Internet.
Oleh karena itu, synchronous training sering juga dinamakan virtual classroom.
2. Asynchronous Training
Asynchronous berarti “tidak pada waktu yang bersamaan”.
Jadi seseorang dapat mengambil
pelatihan pada waktu yang berbeda dengan pengajar memberikan
pelatihan. Pelatihan ini lebih populer di dunia E-Learning karena
memberikan keuntungan lebih bagi peserta pelatihan yaitu dapat mengakses pelatihan
kapanpun dan dimanapun. Pelatihan berupa paket pelajaran yang dapat dijalankan
di komputer manapun dan tidak melibatkan interaksi dengan pengajar atau pelajar
lain pada waktu bersamaan. Oleh karena itu pelajar
dapat memulai pelajaran dan menyelesaikannya setiap saat.
Paket pelajaran berbentuk bacaan dengan animasi, simulasi, permainan edukatif, maupun
latihan atau tes dengan jawabannya. Pelatihan asynchronous yang
terpimpin memungkinkan pengajar memberikan materi pelajaran lewat Internet dan
peserta pelatihan mengakses materi pada waktu yang berlainan. Pengajar dapat
pula memberikan tugas atau latihan dan peserta mengumpulkan tugas lewat e-mail.
Peserta dapat berdiskusi atau berkomentar dan bertanya melalui media diskusi.
Keuntungan dan Keterbatasan E-Learning
Sebelum menerapkan E-Leaning pada organisasi
perusahaan atau pendidikan, perlu dipahami terlebih dahulu kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki E-Learning itu sendiri agar
penerapannya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Menurut Effendi dan Zhuang (2005)
keuntungan dan keterbatasan E-Learning diantaranya
:
1. Keuntungan E-Learning
E-Learning dapat diterima dan diadopsi dengan
cepat karena pengguna termotivasi dengan keuntungannya. Adapun kelebihanyang
ditawarkan E-Learning antara lain :a. Biaya Kelebihan pertama E-Learning
adalah mampu mengurangi biaya pelatihan. Organisasi perusahaan atau
pendidikandapat menghemat biaya karena tidakperlu mengeluarkan dana untuk peralatan
kelas seperti penyediaan papan tulis, proyektor dan alat tulis.
B. Fleksibilitas Waktu E-Learning membuat pelajar
dapat menyesuaikan waktu belajar, karena dapat mengakses pelajaran di Internet
kapanpun sesuai dengan waktu yang diinginkan.
C. Fleksibilitas tempat adanya E-Learning membuat
pelajar dapat mengakses materi pelajaran dimana saja, selama komputer terhubung
dengan jaringan Internet.
D. Fleksibilitas kecepatan pembelajaran E-Learning dapat
disesuaikan dengan kecepatan belajar masing-masing siswa.
E. Efektivitas pengajaran E-Learning merupakan
teknologi baru, oleh karena itu pelajar dapat tertarik untuk mencobanya sehingga
jumlah peserta dapat meningkat. E-Learning yang didesain dengan instructional
design mutahir membuat pelajar lebih mengerti isi pelajaran.
F. Ketersediaan On-demand E-Learning dapat
sewaktu-waktu diakses dari berbagai tempat yang terjangkau Internet,
maka dapat dianggap sebagai “buku saku” yang membantu menyelesaikan
tugas atau pekerjaan setiap saat.
2. Keterbatasan E-Learning
E-Learning menawarkan banyak keuntungan bagi
organisasi, namun praktik ini juga memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya
A. Budaya Pengguna E-Learning menunutut budaya self-learning,
dimana seseorang
memotivasi diri sendiri agar mau belajar. Sebaliknya,
pada sebagian besar penduduk di Indonesia, motivasi belajar lebih banyak
tergantung pada pengajar.
Pada E-Learning 100% energi dari pelajar, oleh
karena itu, beberapa orang
masih merasa segan berpindah dari pelatihan di kelas ke
pelatihan ELearning.
B. Investasi Walaupun E-Learning menghemat banyak
biaya, tetapi suatu organisasi
harus mengeluarkan investasi awal cukup besar untuk mengimplementasikan
E-Learning.Investasi dapat berupa biaya desain dan pembuatan program learning
management system, paket pelajarandan biaya lain,
seperti promosi.
C. Teknologi Karena teknologi yang digunakan beragam, ada
kemungkinan teknologi
tersebut tidak sejalan dengan yang rancang Bangun
Aplikasi Elearning (Erma Susanti) 55
sudah ada dan terjadi konflik teknologi sehingga E-Learning
tidak berjalan baik.
D. Infrastruktur Internet belum terjangkau semua
kota di
Indonesia. Akibatnya belum semua orang atau wilayah dapat
merasakan ELearning
dengan Internet.
E. Materi Walaupun E-Learning menawarkan berbagai
fungsi, ada beberapa materi
yang tidak dapat diajarkan melalui ELearning. Pelatihan
yang memerlukan
banyak kegiatan fisik, seperti praktek perakitan hardware,
sulit disampaikan secara sempurna.
Konsep E-Learning
Konsep E-Learning adalah
penyediaan kelas-kelas baru setara dengan kelas konvensional
di lembaga pendidikan yang selama ini
ada. Oleh karena itu, pembangunan sebuah lembaga pendidikan virtual seperti
E-Learning ini haruslah memberikan hasil yang kurang lebih sama dengan cita-cita
untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan konvensional. Intinya, sistem E-Learning
ini diadaptasikan dari sistem yang ada di lembaga pendidikan
konvensional ke dalam sebuah sistem digital melalui Internet.
Sebagai sebuah hasil pencangkokan dari benih sistem pendidikan induk yang
sama, juga mewarisi sifat-sifat dan sistem yang dilakukan oleh induknya. Salah
satu contoh yang paling nyata adalah proses belajar-mengajar. Seorang pengajar
akan memberikan materinya kepada para siswa yang ada di berbagai tempat dengan
dihubungkan oleh Internet. Metode ini kurang lebih sama dengan proses
belajar-mengajar yang ada di sekolah konvensional. Dari sifat tersebut,
jelaslah bahwa pengembangan teknologi E-Learning
harus didasarkan pada sifat dan karakter asli dari sistem pendidikan
yang telah ada (Purbo dan Hartanto, 2002). Dari sisi teknologi, sistem
yang paling disukai adalah sistem yang sederhana, menarik, dan mudah untuk
digunakan. Dalam hal ini, perencanaan sistem E-Learning yang baik haruslah
dapat menarikpengguna dengan menampilkan desain antarmuka yang interaktif,
sehingga membantu pengguna untuk betah berada dalam kelas virtual tersebut
(Natakusumah, 2002).
Pembahasan Program
Sistem E-Learning yang dikembangkan merupakan
sistem pendidikan virtual berbasis web yang mempunyai tujuan
utama untuk membantu proses kegiatan belajar-mengajar.
Halaman Depan
Langkah awal menggunakan elearning adalah
dengan memasukan hak akses yang
dibedakan antara hak dosen dan hak
mahasiswa. Hak akses dosen diantaranya melakukan
proses upload materi kuliah atau tugas
sesuai dengan mata kuliah yang diajar, sedangkan hak mahasiswa hanya dapat
mendonload materi ataupun tugas yang sesuai dengan mata kuliah yang ditempuh.
Gambar
2 Halaman Depan
Halaman Daftar Mata Kuliah
Baik dosen maupun mahasiswa dalam proses interakasi
dengan elearning hanya dapat mengakses sesuai dengan materi yang diampu dosen
atau mata kuliah yang diambil mahasiswa. Materi diluar KRS mahasiswa tidak bisa
di download mahasiswa.
Gambar
3 Halaman Daftar Mata kuliah
Halaman Upload
Halaman ini digunakan untuk dosen untuk mengupload materi
perkuliahan.
Gambar
4 Halaman upload
Halaman Download
Halaman ini digunakan untuk mahasiswa untuk mendowload
materi perkuliahan.
Gambar
5 Halaman download
Materi Konten
Hal yang terpenting dalam elearning adalah peranan dosen
dalam mengupload materi kuliah. Materi kuliah yang dapat di upload dapat berupa.
teks, file PDF, powerpoint maupun materi-materi lain yang
dikemas dalam bentuk multimedia. Materi yang diupload harus dibuat menarik dan
mahasiswa diharapkan dapat memahami materi yang didownload.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, E, Zhuang, H, 2005, e-learning,
Konsep dan Aplikasi, Andi Offset, Yogyakarta
Fathansyah, 1999, Basis Data, Informatika,
BandungHadiana, A, Djaelani, E, Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia,
Pusat Penelitian
informatika – LIPI Bandung, http://www.informatika.lipi.go.id/jurnal/sistempendukung-
e-Learning-di-web Hadiana, Ana ,Sistem
Pendukung e-Learning di
Web, Pusat Penelitian Informatika LIPI Jogiyanto
HM, 1989, Analisis & Disain Sistem
Informasi:Pendekatan
Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Yogyakarta:Andi
Kadir Abdul, 2003, Dasar Pemprograman WebDinamis
Menggunakan Php, Yogyakarta: AndiMcGinn Sheila, 2003, Macromedia
Dreamweaver Mx 2004, Sanfrancisco: Macromedia, Inc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar