Kamis, 22 Desember 2016

3.5 Jelaskan Elemen Pengendalian Internal (Versi COSO)

1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian ini amat penting karena menjadi dasar keefektifan unsur-unsur pengendalian intern yang lain. Adapun faktor yang membentuk lingkungan pengendalian meliputi :

- Integritas dan nilai etika
- Komitmen terhadap kompetensi
- Dewan direksi dan komite audit
- Filosofi dan gaya operasi manajemen
- Struktur organisasi
- Penetapan wewenang dan tanggung jawab
- Kebijakan dan praktik sumberdaya manusia


2. Penilaian Resiko

Mekanisme yang ditetapkan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko-risiko yang berkaitan dengan berbagai aktivitas dimana organisasi beroperasi
Berkaitan dengan penilaian risiko, manajemen juga harus mempertimbangkan hal-hal khusus yang dapat muncul dari perubahan kondisi, seperti :
- Perubahan dalam lingkungan operasi
- Personel baru
- Sistem informasi yang baru atau dimodifikasi
- Pertumbuhan yang cepat
- Teknologi baru
- Lini, produk, atau aktivitas baru
- Operasi diluar negeri
- Perrnyataan akuntansi


3. Informasi dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen penting dari pengendalian internal perusahaan, sebab sistem ini memungkinkan entitas memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjalankan, mengelola, dan mengendalikan operasi perusahaan.
4. Aktivitas Pengendalian
Ini ditetapkan untuk menstandarisasi proses kerja untuk menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak beres /salah. Aktivitas pengendalian ini dapat dikategorikan melelui :
- Pemisahan tugas
   Bermanfaat untuk mencegah adanya tindak kecurangan.
- Pengendalian pemrosesan informasi
- Pengendalian fisik
- Review kerja
5. Pemantauan
Sistem pengendalian intern yang dipantau maka kekurangan dapat ditemukan dan efektifitas pengendalian meningkat. Pemantauan / monitoring penting karena berkaitan dengan pencapaian target/tujuan.
Sumber : https://eviasiyah.wordpress.com/2013/12/06/3-6-jelaskan-pengertian-pengendalian-intern-versi-coso/

3.4 Jelaskan Pengertian Pengendalian Intern

1. Pengertian sistem pengendalian intern

Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang di koordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dalam mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.1 

Pengendalian dapat mempunyai arti sempit atau luas. Dalam artian yang sempit, pengendalian intern ( internal check ) yaitu suatu sistem dan prosedur yang secara otomatis dapat saling memeriksa, dalam arti bahwa data akuntasi yang dihasilkan suatu bagian atau fungsi secara otomatis dapat diperiksa oleh bagian atau fungsi lain dalam suatu usaha2. Sedangkan dalam arti yang luas AICPA memberikan pengertian pengendalian intern sebagai berikut :

Pengendalian intern itu meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat yang di koordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan ofisiensi didalam operasi dan membantu menjaga dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu
Pengendalian intern ialah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha lainnya, yang dirancang untuk mendapat keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam hal-hal berikut: keandalan pelaporan keuangan, kesesuaian dengan undang-undang, dan peraturan yang berlaku, efektifitas dan efisiensi operasi. 

Sistem Pengendalian Intern Menurut Ahli
Mulyadi menyebutkan bahwa sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen.

Sedangkan menurut Romney and Steinbart (2003) pengertian pengendalian intern adalah “Internal Control is the plan of organizations and the method of business use to safeguard assets, provide accurate and reliable information, promote and improve operational efficiency, and encourage adherence to prescrib e managerial policies.

Dari berbagai definisi diatas dapat dilihat bahwa sistem pengendalian intern bertujuan untuk : 
a. Menjaga kekayaan organisasi 
b. Memeriksa ketelitian dan keandalan data akuntansi.
c. Mendorong efisiensi operasional.
d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen 

Menurut tujuannya, sistem pengendalian intern terbagi menjadi dua macam yaitu : 
  1. Pengendalian Intern Akuntansi, meliputi struktur orgnisasi, metode dan ukuran ukuran yang di koordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan perusahaan dan mengecek keandalan data akuntansi.
  2. Pengendalian Intern Administrasi, meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen .
Unsur sistem pengendalian intern.
Untuk melakasanakan sistem pengendalian intern dalam mencapai tujuan pokok, SPI suatu perusahaan terdiri dari unsur-unsur berikut : 

1. Struktur yang memisahkan tanggung jawab Fungsional secara tegas.
Struktur organisasi merupakan kerangka (frame work) pembagian tanggung jawab fungsional pada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Pembagiantanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini : 
  • Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpangan dari fungsi akuntansi . 
  • Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakn semua tahap suatu transaksi.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, uang, pendapatan dan biaya.
Dalam organisasi, setiap transaksi biaya hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
Pembagian weenang tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik-praktik yang sehat dalam pelaksanaannya. Berikut ini cara-cara yang dapat digunakakan oleh perusahaan dalam melaksanakan praktik yang sehat adalah:
  1. Penggunaan formulir bernomor urut cetak yang pemakaiannya harus dipertanggung jawabkan oleh yang berwenang.
  2. Pemeriksaan mendadak (surprised audit) dengan jadwal yang tidak teratur.
  3. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang atau unit organisasi lain.
  4. Perputaran jabatan (job diskripsion) yang diadakan secara rutin yang akan menghindari persekongkolan para pejabat dalam melaksanakan tugasnya .
  5. Keharusan mengambil cuti bagi karyawan yang berhak 
  6. Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya, untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan catatan akuntansi 
  7. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur-unsur SPI yang lain.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
untuk mendapat karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, berbagai cara berikut ditempuh oleh perusahaan :
  • Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya
  • Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya. 
Sistem pengendalian internal yang efektif
Setiap perusahaan mempunyai sistem pengendalian yang efektif jika memiliki karakteristik berikut : 
  • Personalia yang kompeten, dapat dipercaya, beretika. Para pegawai harus mampu dan dapat dipercaya. Untuk mendapatkan pegawai yang kompeten, perusahaan dapat memberikan gaji yang tinggi, perusahaan dapat memberikan pelatihan agar mereka dapat mengerjakan pekerjaannya dengan baik, dan mengawasi pekejaan mereka
  • Tugas pertanggungjawaban, tiap pegawai mempunyai tanggung jawab tertentu, karena semua tugas telah didefinisikan dengan jelas dan ditugaskan kepada masing-masing individu yang bertanggung jawab untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut .
  • Pemberian kuasa yang tepat, suatu organisasi biasanya mempunyai aturan tertulis yang memuat prosedur pengesahan, setiap penyimpangan dari kebijakan standar membutuhkan pemberian kuasa dengan tepat .
  • Pembagian tugas, Manajemen yang cerdas akan membagi pertanggungjawaban atas transaksi satu atau beberapa orang atau departemen. Pembagian tugas akan mebatasi kemungkinan terjadinya kesalahan dan juga memberikan ketepatan catatan akuntansi. Ada empat komponen penting dari sistem pengendalian ini,adalah:
  1. Pemisahan antara tugas operasional dengan akuntansi.
  2. Pemisahan antara pertanggungjawban aktivita dengan akuntansi .
  3. Pemisahan antara pemberian atas transaksi dengan penanggungjawaban aktiva yang bersangkutan .
  4. Pemisahan tugas kewajiban didalam fungsi akuntansi .
Sumber : http://www.definisi-pengertian.com/2015/07/definisi-pengertian-sistem-pengendalian-intern.html

3.3 Jelaskan COSO Dan COBIT

COSO

COSO adalah singkatan dari Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission. COSO memiliki kaitan dengan FCPA yang dikeluarkan oleh SEC dan US Congress pada tahun 1977 untuk melawan fraud dan korupsi yang marak di Amerika tahun 70-an. Perbedaannya,  FCPA adalah inisiatif dari eksekutif-legislatif, sedangkan COSO ini lebih merupakan inisiatif dari sektor swasta.

COBIT

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) adalah sebuah proses model yang dikembangkan untuk membantu perusahaan dalam pengelolaan sumber daya teknologi informasi (IT). Proses model ini difokuskan pada pengendalian terhadap masing-masing dari 34 proses IT, meningkatkan tingkatan kemapanan proses dalam IT dan memenuhi ekspektasi bisnis dari IT.

COBIT adalah perantara antara manajemen TI dan para eksekutif bisnis. COBIT mampu menyediakan bahasa yang umum sehingga dapat dipahami oleh semua pihak. Adopsi yang cepat dari COBIT di seluruh dunia dapat dikaitkan dengan semakin besarnya perhatian yang diberikan terhadap corporate governance dan kebutuhan perusahaan agar mampu berbuat lebih dengan sumber daya yang sedikit meskipun ketika terjadi kondisi ekonomi yang sulit.


Sumber : http://amellyaganesha.blogspot.co.id/2013/01/sekilas-tentang-coso-dan-cobit_5.html
               

Rabu, 21 Desember 2016

3.2 Jelaskan Hambatan Pasif Dan Contohnya

Hambatan Pasif adalah hambatan yang terjadi karna tidak disengaja. Hambatan pasif bisa terjadi karna kesalahan yang dilakukan manusia, atau bisa juga karna faktor bencana alam ,seperti gempa bumi, banjir, kebakaran, dan angin badai. Hambatan Pasif mencakup kesalahan sistem. Kesalahan sistem menggambarkan kegagalan komponen peralatan sistem, seperti kelemahan disk, kekurangan tenaga,matinya aliran listrik, dan sebagainya.


Contoh ancaman pasif adalah sistem yang bermasalah, seperti karena bencana alam. Sistem bermasalah juga karena kegagalan-kegagalan peralatan dan komponen. Berbeda dengan hambatan aktif yang secara sengaja menghambat sistem, hambatan pasif diakibatkan oleh ketidak sengajaan. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan pada hambatan pasif yaitu pada perangkat keras dapat dilakukan dengan cara full backup data.

Sumber : http://asepkurniawan58.blogspot.co.id/2016/12/32-jelaskan-hambatan-pasif-dan.html

3.1 Jelaskan Hambatan Aktif Dan Contohnya

Hambatan aktif mencakup penggelapan terhadap komputer dan sabotase terhadap komputer Terdapat sedikitnya lima metode yang dapat dipakai oleh orang untuk melakukan penggelapan komputer. Metode-metode ini adalah menipulasi masukan, gangguan program, gangguan berkas secara langsung, pencurian data, dan sabotase,. Contoh hambatan aktif dalam suatu sistem yaitu : 
 
1. Manipulasi Masukan. 
Dalam sebagian besar kasus penggelapan computer, manipulasi masukan merupakan salah satu metode yang digunakan. Metode ini hanya membutuhkan sedikit kemampuan teknis saja. Orang yang menggangu masukan computer bisa saja sama sekali tidak tahu bagaimana computer beroperasi. 
 
2. Gangguan Program. 
Gangguan program barangkali merupakan metode yang paling sedikit digunakan dalam penggelapan computer. Ini karena untuk melakukannya dibutuhkan kemampuan pemrograman yang hanya dipunyai oleh sedikit orang saja. Juga, di banyak perusahaan besar terdapat metode pengujian program yang dapat digunakan untuk mendeteksi program yang diganggu. 
 
3. Gangguan berkas secara langsung. 
Dalam beberapa kasus, ada orang-orang yang melakukan potong jalur terhadap proses normal untuk pemasukan data ke program-program computer. Jika ini terjadi, maka akibatnya sangat merusak. 
 
4. Pencurian data. 
Pencurian data terhadap data-data penting merupakan masalah serius dalam bisnis sekarang ini. Dalam banyak indurstri yang sangat kompetitif, telah terjadi pencurian informasi kuantitatif maupun kualitatif mengenai pesaing. 
 
5. Sabotase. 
 Sabotase komputer menciptakan bahaya serius terhadap instalasi komputer. Pengrusakan terhadap komputer atau perangkat lunak dapat mengakibatkan kebangkrutan perusahaan. Karyawan-karyawan yang tidak puas, khususnya yang dipecat, biasanya menjadi sumber sabotase terhadap sistem komputer. Dalam beberapa kasus, para pengganggu dapat memanfaatkan sabotase untuk menutupi penggelapan yang ia lakukan. Sebagai contoh, seseorang dapat mencuri berkas master dan kemudian ia menutupi ia perbuatannya dengan menyabotase disk komputer atau media lain. 


Sumber : http://ghost-trainz.weebly.com/tugas-3-2-hambatan-aktif-dan-contoh.html